Rabu, 18 Januari 2017

contoh proposal pendidikan agama islam


Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan terhadap Prestasi Belajar     
    Pendidikan Agama Islam.




BAB I
                                                            PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi sangat cepat dan sulit terbendung lagi, termasuk salah satunya adalah teknologi komunikasi dan informasi. Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, orang dapat bertukar informasi antarkota, antar negara, bahkan antar benua sekalipun.
Dengan menggunakan internet, seseorang dapat mencari informasi yang ia butuhkan, misalnya informasi tentang sekolah, beasiswa, bisnis, pemerintah, berita terbaru, film terbaru, dan permainan (game). Tidak hanya itu, banyak hal lain yang dapat dilakukan melalui internet. Yang pasti internet menawarkan dirinya sebagai sumber informasi, alat komunikasi dan hiburan bagi penggunanya.
Teknologi internet telah hadir dan berkembang di tanah air dalam sepuluh tahun terakhir ini. Kehadiran internet ternyata cukup menarik minat berbagai kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah pertumbuhan pengguna internet yang secara mengesankan terus meningkat dari waktu ke waktu. Demikian juga, jasa layanan internet bagi publik hadir secara meluas.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal, metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaranya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikanya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Banyak siswa dalam dunia pendidikan yang menggunakan internet untuk membantu mereka dalam belajar. Baik mencari informasi yang terkait dengan matapelajaran yang terkait ataupun info-info lain yang bisa menambah wawasan siswa menjadi lebih luas lagi.
Perkembangan internet di Indonesia memang seperti tidak terduga sebelumnya. Beberapa tahun yang lalu internet hanya dikenal sebagian kecil orang yang mempunyai minat di bidang komputer. Namun, dalam tahun-tahun terakhir ini penggunaan jasa internet meningkat secara sangat pesat.
Bahkan mayoritas sekarang sudah menggunakan internet, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua memanfaatkan adanya internet.. Hal tersebut juga didukung dengan adanya area hosphot. Dengan adanya fasilitas hosphot akan memudahkan siswa-siswi dalam mencari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan juga untuk media membaca dan belajar dalam menambah wawasan.
Untuk menunjang proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru juga melibatkan internet. Dimana siswa-siswi disuruh untuk membuka situs keagamaan yang terkait dengan materi Pendidikan Agama Islam. Karena diharapkan akan mempermudah siswa-siswi dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan akan memperoleh prestasi hasil belajar yang baik dan maksimal.
Berpijak dari asumsi maupun gambaran yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut yang tertuang dalam judul “Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.




B. Batasan Masalah

Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan peneliti, maka penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.
C.           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan permasalahannya sebagai berikut :
1.         Bagaimana intensitas pemanfaatan situs keagamaan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
2.         Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa ?
3.         Bagaimana pengaruh intensitas pemanfaatan situs keagamaan terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ?

D.           Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui intensitas pemanfaatan situs keagamaan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.         Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
3.         Untuk mengetahui apakah ada pengaruh intensitas pemanfaatan situs keagamaan terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.









BAB II

A.    Tinjauan tentang peran guru dalam proses pembelajaran.

a.       Pengertian Peran Guru
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan dalam buku Sardiman A.M, antara lain:
1.   Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembmbing dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
              2.    James W.Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

3. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peran guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, peran guru adalah:

1)             Sebagai informator, guru sebagai pelaksana mengajar informatife, laboratorium, studi lapangan dan informasi kegiatan maupun umum.

2)             Sebagai organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran, dan lain-lain.

3)             Sebagai motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasi potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta, sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.

4)             Sebagai direktor guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5)             Sebagai inisiator, guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya dalam proses belajar.

6)             Sebagai transmitter, guru bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

7)             Sebagai fasilisator, guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar.

8)             Sebagai mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
                                                     
9)             Sebagai evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

B.           Kerangka Berfikir
Untuk  mencapai keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan karakter bangsa diperlukan rencana tindakan (action plan) implementasi pendidikan karakter bangsa di sekolah. Rencana tindakan itu meliputi: integrasi komponen karakter bangsa ke dalam pembelajaran dan pembudayaan komponen karakter bangsa ke dalam budaya sekolah. Rencana tindakan tindakan pertama mewujud dalam silabus dan RPP serta proses pembelajaran.
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu aspek penting keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Perangkat pembelajaran merupakan rambu-rambu bagi seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas. Yang tak kalah penting fungsi dari perangkat pembelajaran adalah sebagai bahan evaluasi bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian standar kompetensi yang telah disampaikan. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang.
Salah satu bentuk persiapan tersebut adalah dengan membuat perangkat Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam . Dengan tujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, efektif, dan praktis yang dapat digunakan, serta diharapkan dapat mencapai keberhasilan tujuan pendidikan  karakter yang terintegrasi. Mulai dari menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, hingga alat penilaian dengan memperhatikan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.


C.           Metode Penelitian
1.  Metode Obsevasi
“Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis mengenai fenomena yang diteliti”.Metode observasi disini digunakan untuk mengetahui intensitas pemanfaatan situs keagamaan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2.  Metode Angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau kepeneliti.
Dalam penelitian ini, angket ditunjukkan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian terkait dengan intensitas pemanfaatan situs keagamaan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
3.  Metode dokumentasi
“Metode dokumentasi yakni teknik pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen dan lain-lain”.Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar pendidikan agama Islam, yaitu nilai tes semester gasal pendidikan agama Islam 60 siswa.
4.  Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. Wawancara di sini ditujukan kepada kepala sekolah terkait dengan gambaran umum keadaan sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam terkait dengan penggunaan media elektronik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
4.         Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, suatu langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Dalam analisis ini penulis menggunakan teknik koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.
5.  Analisis lanjut (pembahasan hasil penelitian)
Analisis  ini  untuk  membuat  interpretasi  lebih  lanjut  dengan membandingkan harga Fregyang telah diketahui dengan tabel (Ft 5% atau 1%) dengan kemungkinan:
1)  Jika Freg lebih besar dari Ft 1% atau 5% maka signifikan
2)  Jika Freg lebih kecil dari Ft 1% atau 5% maka non signifikan (hipotesisditolak)

:




















DAFTAR PUSTAKA

Alwinozasi,PengertianSitusweb/website, http://olwin.wordpress.com/2010/11/01/pengertian-situs-web-website-pengertian/ 28 Desember 2011
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,, 1986, Edisi Revisi
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Arinirizki, Pengertian Keagamaan, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198155-pengertian-keagamaan/ 28 Desember  2011
Badriyah Setya Pamilih, “Aplikasi Media Pembelajaran Terhadap Efektifitas Proses Belajar Mengajar Bidang Studi PAI di SMP Muhammadiyah  1 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.”, Skripsi (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang , 2005)
Brilianto S Ricky, Panduan Praktis Internet Plus, Jakarta: Puspa Swara, 2008
Bungin Berhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005
Hadi Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2000
Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta: Andi Offset, 1989
Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005

0 komentar: