• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Rabu, 18 Januari 2017

CONTOH PROGRAM BK di Sekolah

↔ Program Bimbingan dan Konseling Bahaya Pergaulan Bebas pada Siswa-Siswi  Kelas VII Mts NU Islamiyah  Tahun Pelajaran 2017/2018

A.       PERENCANAAN PROGRAM

Berdasarkan program semester ganjil yang telah dibuat tahun pelajaran 2016/2017 memuat beberapa perencanaan program untuk memberikan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik khususnya kelas VII MTs NU Islamiyah. Namun, hanya ada dua perencanaan program yang akan dibahas dalam laporan penyusunan program ini, diantaranya yaitu bimbingan dan konseling bahaya Minuman keras dan pergaulan bebas.

Perencanaan program tersebut masing-masing memuat :
a.    Sasaran kegiatan program
b.    Substansi kegiatan program
c.    Jenis kegiatan program serta alat bantu yang digunakan
d.    Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat
e.    Waktu dan tempat kegiatan program.
Rencana kegiatan Bimbingan dan Konseling pada semester ganjil ini meliputi kegiatan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor (guru BK).

B.       PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling bahaya Minuman keras dan pergaulan bebas terhadap siswa-siswi kelas VII NU Islamiyah jatibarang akan dilaksanakan masing-masing1x atau 2x kali dalam satu semester.
1.    Bersama pendidik dan personil sekolah lainnya, konselor (guru BK) berpartisipasisecara aktif dalam kegiatan program semester yang telah dibuat.
2.    Program Bimbigan dan Konseling bahaya pergaulan bebas yang direncananakan dilaksanakan sesuai sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. 
3.    Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Bahaya Pergaulan Bebas :
*   Di luar jam pelajaran sekolah :
1)      Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, bimbingan kelompok, konseling secara pribadi, dan kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan diluar kelas.
2)      Kegiatan tatap muka dengan peserta didik di luar jam sekolah akan lebih efektif dengan 2 jam pelajaran tatap muka dalam kelas.
3)      Kegiatan tatap muka dengan peserta didik di luar jam pelajaran akan lebih baik diadakan untuk kelas VII MTs sendiri bertempat di lapangan sekolah atau ruangan khusus.
-         Untuk kegiatan BK bahaya Pergaulan bebas dilaksanakan di minggu pertama bulan September semester ganjil setelah kegiatan tadarus di kelas yaitu pukul 07.15-07.30 WIB.
4)      Kegiatan BK bahaya dan pergaulan bebas dicatat dan di inventariskan dalam laporan pelaksanaan program.
5)      Program pembinaan tersebut dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronkan program dengan suatu kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ektra kulikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah.

C.       KESESUAIAN PELAKSANAAN PROGRAM
Program Bimbingan dan Konseling bahaya pergaulan bebas diprogramkan untuk kelas VII MTs NU Islamiyah dikarenakan mereka yang melakukan pergaulan bebas, diantaranya adalah merokok dan perpacaran di lingkungan sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat, dan sering juga membolos saat jam pelajaran berlangsung hanya karena ingin bermain diluar sekolah. Maka dari itu untuk menghindari adanya kegiatan yang lebih berdampak pada akibat adanya pergaulan bebas, yaitu penyalahgunaan prilaku dan tindakan antara hubungan dengan lawan jenis yang terlalu berlebihan dan penyalahgunaan komunikasi dengan menggunakan akun facebook atau pun sosial media lainya yang berdampak pada pergaulan untuk kelas VII MTs NU Islamiyah yang telah disetujui juga oleh kepala sekolah.
Dengan demikian harapan dari kegiatan tersebut program akan meminimalisir adanya penyalahgunaan prilaku peserta didik dan menghapus akun facebook yang berdampak buruk bagi siswa tersebut, dan harus lebih hati-hati dalam menjaga serta tingkatkan pengawasan terhadap anak didik tersebut baik di lingkungan sekolah maupun luar jam sekolah, agar tidak terjerumus dalam perbuaatan yang menyimpang dari norma kesopanan, hukum, dan agama.
Program Bimbingan dan Konseling bahaya pergaulan bebas telah disesuiakan dengan tepat sasaran yaitu siswa-siswi kelas VII MTs NU Islamiyah, karena siswa-siswi kelas VII MTs tersebut dianggap masih labil dan rawan terhadap maraknya kenakalan pelajar tingkat menengah, berbeda dengan siswa-siswi kelas VII biasanya cenderung masih malu-malu dan masih menyesuaikan (adaptasi). Berbeda dengan siswa-siswi kelas VII mereka akan mengikuti zaman modern yang tidak mau ketinggalan dalam mengikuti kebiasaan zaman sekarang ini sehingga rata-rata banyak yang melakukan tindakan yang menyimpang dari aturan sekolah maupun aturan agama.

D.      KENDALA PELAKSANAAN PROGRAM
Berikut adalah beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling Bahaya Pergaulan Bebas siswa-siswi kelas VII Mts NU Islamiyah  :
1)   Kurangnya kesadaran diri dari masing-masing siswa untuk ikut serta dalam kegiatan program Bimbingan dan Konseling bahaya pergaulan bebas pecandu facebook, sehingga ada yang tidak ikut partisipasi dalam program tersebut.
2)   Kurangnya keperdulian dari wali kelas dan wali murid masing-masing, dalam mengajak dan mendampingi kegiatan program pembinaan bahaya  pergaulan bebas.
3)   Tempat yang kurang memadai yaitu di ruangan yang masih terbuka (umum) menjadikan siswa-siswi kelas VII tidak mendengarkan dan memperhatikan, dan menjadikan tempat kurang kondusif banyak yang bercanda gurau sehingga mengganggu konsentrasi konselor (guru BK).

E.       EVALUASI PROGRAM
Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi siswa, hasil-hasil layanan Bimbingan dan Konseling harus dinilai, baik melalui penilaian terhadap hasil program maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini dapat dipakai selanjutnya untuk melihat keefektifan program di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain.
1.    Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui :
-       Penilaian segera (langsung), merupakan tahap awal yang dilakukan segera setelah atau menjelang diakhirinya program bimbingan tersebut.
-       Penilaian jangka pendek, merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis program dilaksankan selang beberapa hari sampai paling lama satu semester.
-       Penilaian jangka panjang, merupakan kegiatan penilaian lebih menyeluruh setelah satu waktu dilaksanakannya program dengan selang waktu tertentu, seperti satu semester.
2.      Hasil penilaian kegiatan program dicantumkan dalam laporan pelaksanaan program. Hasil kegiatan program secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

F.        ANALISIS PEMECAHAN PROGRAM
Setelah pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan maka analisis atau dicari penyebab ketidakstabilan layanan suatu kegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut, dengan melihat program apakah dibutuhkan atau apakah proses pelaksanaan tidak sesuai dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan. Sebagai perbaikan, program yang telah dianalisis di tindak lanjuti agar di masa mendatang lebih baik lagi hasilnya. Dan juga perlu adanya penambahan program-program yang dapat membantu mengurangi kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif yang bisa merusak moral anak.
Dengan demikian diharapkan ada hasil yang maksimal dari adanya suatu program yang telah diatur oleh konselor yang telah disetujui oleh kepala sekolah agar dapat bermanfaat bagi konselor itu sendiri, sehingga akan berdampak juga dengan tujuan utama dlaksanakannya suatu program agar tercapai segala yang diinginkan dan dicita-citakan dari kepeningan sekolah pada umumnya dan khususnya pribadi masing-masing warga yang terkait. 

contoh proposal pendidikan agama islam


Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan terhadap Prestasi Belajar     
    Pendidikan Agama Islam.




BAB I
                                                            PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi sangat cepat dan sulit terbendung lagi, termasuk salah satunya adalah teknologi komunikasi dan informasi. Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, orang dapat bertukar informasi antarkota, antar negara, bahkan antar benua sekalipun.
Dengan menggunakan internet, seseorang dapat mencari informasi yang ia butuhkan, misalnya informasi tentang sekolah, beasiswa, bisnis, pemerintah, berita terbaru, film terbaru, dan permainan (game). Tidak hanya itu, banyak hal lain yang dapat dilakukan melalui internet. Yang pasti internet menawarkan dirinya sebagai sumber informasi, alat komunikasi dan hiburan bagi penggunanya.
Teknologi internet telah hadir dan berkembang di tanah air dalam sepuluh tahun terakhir ini. Kehadiran internet ternyata cukup menarik minat berbagai kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah pertumbuhan pengguna internet yang secara mengesankan terus meningkat dari waktu ke waktu. Demikian juga, jasa layanan internet bagi publik hadir secara meluas.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal, metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaranya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikanya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Banyak siswa dalam dunia pendidikan yang menggunakan internet untuk membantu mereka dalam belajar. Baik mencari informasi yang terkait dengan matapelajaran yang terkait ataupun info-info lain yang bisa menambah wawasan siswa menjadi lebih luas lagi.
Perkembangan internet di Indonesia memang seperti tidak terduga sebelumnya. Beberapa tahun yang lalu internet hanya dikenal sebagian kecil orang yang mempunyai minat di bidang komputer. Namun, dalam tahun-tahun terakhir ini penggunaan jasa internet meningkat secara sangat pesat.
Bahkan mayoritas sekarang sudah menggunakan internet, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua memanfaatkan adanya internet.. Hal tersebut juga didukung dengan adanya area hosphot. Dengan adanya fasilitas hosphot akan memudahkan siswa-siswi dalam mencari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan juga untuk media membaca dan belajar dalam menambah wawasan.
Untuk menunjang proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru juga melibatkan internet. Dimana siswa-siswi disuruh untuk membuka situs keagamaan yang terkait dengan materi Pendidikan Agama Islam. Karena diharapkan akan mempermudah siswa-siswi dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan akan memperoleh prestasi hasil belajar yang baik dan maksimal.
Berpijak dari asumsi maupun gambaran yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut yang tertuang dalam judul “Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.




B. Batasan Masalah

Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan peneliti, maka penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.
C.           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan permasalahannya sebagai berikut :
1.         Bagaimana intensitas pemanfaatan situs keagamaan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
2.         Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa ?
3.         Bagaimana pengaruh intensitas pemanfaatan situs keagamaan terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ?

D.           Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui intensitas pemanfaatan situs keagamaan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.         Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
3.         Untuk mengetahui apakah ada pengaruh intensitas pemanfaatan situs keagamaan terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.









BAB II

A.    Tinjauan tentang peran guru dalam proses pembelajaran.

a.       Pengertian Peran Guru
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan dalam buku Sardiman A.M, antara lain:
1.   Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembmbing dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
              2.    James W.Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

3. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peran guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, peran guru adalah:

1)             Sebagai informator, guru sebagai pelaksana mengajar informatife, laboratorium, studi lapangan dan informasi kegiatan maupun umum.

2)             Sebagai organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran, dan lain-lain.

3)             Sebagai motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasi potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta, sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.

4)             Sebagai direktor guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5)             Sebagai inisiator, guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya dalam proses belajar.

6)             Sebagai transmitter, guru bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

7)             Sebagai fasilisator, guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar.

8)             Sebagai mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
                                                     
9)             Sebagai evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

B.           Kerangka Berfikir
Untuk  mencapai keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan karakter bangsa diperlukan rencana tindakan (action plan) implementasi pendidikan karakter bangsa di sekolah. Rencana tindakan itu meliputi: integrasi komponen karakter bangsa ke dalam pembelajaran dan pembudayaan komponen karakter bangsa ke dalam budaya sekolah. Rencana tindakan tindakan pertama mewujud dalam silabus dan RPP serta proses pembelajaran.
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu aspek penting keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Perangkat pembelajaran merupakan rambu-rambu bagi seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas. Yang tak kalah penting fungsi dari perangkat pembelajaran adalah sebagai bahan evaluasi bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian standar kompetensi yang telah disampaikan. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang.
Salah satu bentuk persiapan tersebut adalah dengan membuat perangkat Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Situs Keagamaan terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam . Dengan tujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, efektif, dan praktis yang dapat digunakan, serta diharapkan dapat mencapai keberhasilan tujuan pendidikan  karakter yang terintegrasi. Mulai dari menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, hingga alat penilaian dengan memperhatikan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.


C.           Metode Penelitian
1.  Metode Obsevasi
“Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis mengenai fenomena yang diteliti”.Metode observasi disini digunakan untuk mengetahui intensitas pemanfaatan situs keagamaan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2.  Metode Angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau kepeneliti.
Dalam penelitian ini, angket ditunjukkan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian terkait dengan intensitas pemanfaatan situs keagamaan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
3.  Metode dokumentasi
“Metode dokumentasi yakni teknik pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen dan lain-lain”.Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar pendidikan agama Islam, yaitu nilai tes semester gasal pendidikan agama Islam 60 siswa.
4.  Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. Wawancara di sini ditujukan kepada kepala sekolah terkait dengan gambaran umum keadaan sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam terkait dengan penggunaan media elektronik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
4.         Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, suatu langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Dalam analisis ini penulis menggunakan teknik koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.
5.  Analisis lanjut (pembahasan hasil penelitian)
Analisis  ini  untuk  membuat  interpretasi  lebih  lanjut  dengan membandingkan harga Fregyang telah diketahui dengan tabel (Ft 5% atau 1%) dengan kemungkinan:
1)  Jika Freg lebih besar dari Ft 1% atau 5% maka signifikan
2)  Jika Freg lebih kecil dari Ft 1% atau 5% maka non signifikan (hipotesisditolak)

:




















DAFTAR PUSTAKA

Alwinozasi,PengertianSitusweb/website, http://olwin.wordpress.com/2010/11/01/pengertian-situs-web-website-pengertian/ 28 Desember 2011
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,, 1986, Edisi Revisi
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Arinirizki, Pengertian Keagamaan, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198155-pengertian-keagamaan/ 28 Desember  2011
Badriyah Setya Pamilih, “Aplikasi Media Pembelajaran Terhadap Efektifitas Proses Belajar Mengajar Bidang Studi PAI di SMP Muhammadiyah  1 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.”, Skripsi (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang , 2005)
Brilianto S Ricky, Panduan Praktis Internet Plus, Jakarta: Puspa Swara, 2008
Bungin Berhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005
Hadi Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2000
Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta: Andi Offset, 1989
Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005

cara menjauhi sikap licik

BAB I
PEMBAHASAN

Ada dua sifat yang dimiliki manusia sejak menginjak dewasa. Dua sifat itu adalah sifat terpuji dan tercela. jika ingin menjadi orang baik, sudah sepantasnya kita memiliki sifat terpuji. Memiliki sifat terpuji akan disayang Allah Swt. dan menjadi ahli surga. Sebaliknya, sifat tercela harus dijauhi karena dapat menjerumuskan kita pada perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hal itu disebabkan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Mencelakakan orang lain adalah ciri perbuatan licik Ada dua sifat yang dimiliki manusia sejak menginjak dewasa. Dua sifat itu adalah sifat terpuji dan tercela. jika ingin menjadi orang baik, sudah sepantasnya kita memiliki sifat terpuji. Memiliki sifat terpuji akan disayang Allah Swt. dan menjadi ahli surga. Sebaliknya,  sifat tercela harus dijauhi karena dapat menjerumuskan kita pada perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hal itu disebabkan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Dalam pergaulan, terdapat etika yang harus dipenuhi supaya pergaulan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya permasalahan. Agama Islam mengajarkan kepada manusia untuk bertata krama dan menjauhi sikap-sikap yang tercela. Apabila manusia dapat menjalankan tuntutan itu, niscaya kehidupan masyarakat akan berjalan dengan baik.
Dalam pergaulan, terdapat etika yang harus dipenuhi supaya pergaulan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya permasalahan. Agama Islam mengajarkan kepada manusia untuk bertata krama dan menjauhi sikap-sikap yang tercela. Apabila manusia dapat menjalankan tuntutan itu, niscaya kehidupan masyarakat akan berjalan dengan baik.
1.      Licik
a.       Pengertian Licik
Licik merupakan salah satu sifat negatif yang sangat membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.  Licik berarti banyak akal yang buruk, pandai menipu, culas, curang, dan licin.

2. Ciri-Ciri Orang Licik
Sikap licik sangat berbahaya, sehingga jangan sampai sifat tersebutada pada diri kita dan kita juga harus waspada terhadap orang yang bersifat licik. Berikut ini ciri-ciri sifat licik:

Tidak suka melihat orang lain bahagia.
 Orang seperti ini hatinya sedih dan gelisah ketika melihat orang lain bahagia. Ketika ia melihat saudara atau temannya meraih sukses, maka ia iri lalu berkomentar yang negatif. Bahkan ia berharap kebahagiaan yang diperoleh saudaranya itu bisa pindah kepada dirinya. Jika tidak bisa ia berharap nikmat tersebut lenyap. Sesungguhnya ini adalah sikap hasad. Tetapi licik lebih berbahaya karena orang yang licik sangat aktif untuk menghalang-halangi orang agar gagal.
Bahagia melihat orang lain menderita.
 Ciri yang kedua adalah orang licik bahagia dan senang jika ada teman atau saudaranya mengalami musibah dan penderitaan. Rasa bahagia dan senangnya tersebut diekspresikan dalam raut muka dan ucapan maupun disembunyikan di hati dan perasaanya.
Berpikir Untuk Mencelakakan Orang Lain.
Ciri yang ketiga orang licik mempunyai rencana-rencana negatif, di mana ingin menghalang-halangi agar orang lain gagal. Serta lebih jauh dari itu ia menghalalkan segala cara untuk membuat lain menderita bahkan ia tidak sportif dan kadang-kadang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan buruknya.
Ingin Serba Jalan Pintas.
Orang licik kerap kali ketika menginginkan sesuatu ia tidak mau melalui sebuah proses. Inginnya cepat-cepat berhasil.
Pandai menipu, untuk memuluskan siasatnya yang licin, orang yang licik akan suka menipu dan berbohong serta bersilat lidah. “ Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. tanda orang munafik ada tiga: ketika ia bicara ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkari dan ketika ia dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari)
3. Bahaya Sifat Buruk Bagi Orang Lain
Seringkali kita jumpai orang yang sikut sana-sikut sini untuk mencapai tujuannya. Demi memuaskan hawa nafsunya ia tidak segan-segan berbuat licik. Padahal keinginan bisa terwujud tanpa harus berbuat licik. Bagaimana pun licik adalah sikap yang tidak disukai oleh manusia manapun.
Licik membuat seseorang menjadi serakah.
 Orang yang licik nafsunya tidak pernah ada ujungnya. Ia berbuat seperti orang haus yang meminum air laut. Makin diminum makin haus.
Orang yang licik inginnya menjadi nomor satu, tidak peduli dengan kemampuannya yang tidak seberapa. Ia akan berusaha menyingkirkan orang yang bisa menghalangi ambisinya.

Kurang Iman. Sudah pasti orang yang licik imannya kurang makanya ia berbuat seperti itu. Orang yang ber perilaku licik patut dikasihani karena kurang iman. Hatinya jauh dari mengingat Allah. Ia lupa kalau Allah selalu mengawasi perilaku hamba-Nya.
 Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: «Kami telah beriman». dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: «Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok.» (QS. Al Baqarah [2] : 14)
Selagi ia butuh ia mendekat, dan selagi ia tidak butuh ia menjauh kan diri , dan menceritakan semua kejelekan dan memfitnah orang tersebut . tanpa ia mengingat budi dan kebaikan selama ia berteman pada orang tersebut . ia seperti kacang lupa dengan kulitnya.
4. Bahaya orang licik Bagi Diri Sendiri
Batinnya selalu resah dan gelisah. Hatinya tidak akan tenang.
Hidupnya tidak berkah. Jika ia menafkahi keluarga dengan jalan licik lalu anak diberi makan yang tidak halal, maka akan menjadi daging
Hidupnya penuh dengan fitnah. Orang yang licik hidupnya penuh dengan cobaan.
Dimanapun ia berada selalu mengalami cobaan. Fitnah akan datang dikala orang melihat apa yang ia dapat tidak dengan cara yang wajar.
Ia penuh dengan dosa, Karena berbuat licik tidak akan diridhoi Allah Swt. dan dikutuk orang-orang.
Akhir hidupnya Su’ul Khotimah


DAFTAR PUSTAKA
http://menghindari-akhlak-tercela.blogspot.co.id/2015/10/menghindari-akhlak-tercela-licik-tamak.html

Evaluasi Kurikulum


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum. Evaluasi kurikulum sendiri berisikan hakekat evaluasi kurikulum, dimensi evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip evaluasi kurikulum, fungsi, dan prosedur evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, evaluasi kurikulum juga suatu kebijakan publik, dimana dibanyak negara keberadaan evaluasi didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum terbuka untuk dievaluasi. Agar kurikulum yang baik dapat tercapai, harus diimplementasikan dengan baik, kreatif, dan inovatif. Untuk dapat mengetahui tingkat tersebut harus melewati satu tahap yang dinamakan evaluasi kurikulum.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian, tujuan, fungsi dan dimensi dari evaluasi kurikulum?
2.      Apa sajakah prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan dimensi dari evaluasi kurikulum
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum





BAB II
PEMBAHASAAN

A.    Pengertian evaluasi kurikulum
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini berarti bahwa evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Sedangkan evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan ini dengan efektif dan bermakana. Dari hasil-hasil evaluasi ini lah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebarluaskan secara nasional. Menurut Hamid Hasan (1988:13) evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Jadi dengan demikian, evaluasi kurikulum adalah suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran.

B.     Tujuan evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
1.       Untuk perbaikan program
Bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan.
2.       Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Diperlukan semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut baik yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar.
3.       Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yg bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Dan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan diperlukan kegiatan evaluasi kurikulum.

C.    Kategori evaluasi kurikulum
1. Penilaian Konteks
·         Dasar dalam menentukan tujuan program
·         Fisibilitas dengan kondisi dan situasi di mana program itu akan dilaksanakan
2. Penilaian Input (Masukan)
·         Memperoleh informasi dan menyajikan keterangan sebagai dasar pemanfaatan sumber daya untuk pencapaian tujuan penilaian proses
·         Mengetahui kekuatan/kelemahan rencana dan pelaksanaano Memperoleh informasi untuk perbaikan, penyempurnaan, pengembangan program penilaian
3. Output (Keluaran-Hasil)
·         Menentukan keberhasilan program dan dampaknya.
D.    Dimensi Evaluasi Kurikulum
Kurikulum memiliki dimensi yang luas karena mencakup banyak hal. Aspek-aspek kegiatan kurikulum dimulai dari perencanaan, pengembangan komponen, implementasi serta hasil belajar dianggap sebagai ruang lingkup kajian evaluasi kurikulum. Dengan demikian, evaluasi kurikulum mencakup semua aspek tersebut, artinya bahwa evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseuruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Dimensi evaluasi kurikulum mencakup dimensi program (tujuan, isi kurikulum dan pedoman kurikulum) dan dimensi pelaksanaan (input, proses, output dan dampak).
1.  Dimensi Program
a.       Tujuan (institusional, kurikuler, instruksional) yang terdiri dari : Lingkup abilitas/kompetensi, kedalaman/keluasan tujuan, kesinambungan antar tujuan, relevansi antar tujuan, rumusan kalimat.
b.      Isi Kurikulum (Struktur, Komposisi, Jumlah mata pelajaran, alokasi waktu) yang terdiri dari : Kesesuaian dengan tujuan, scope dan sequence, sifat isi,  esensi, kesinambungan, organisasi, keseimbangan, dan kegunaan.
c.       Pedoman Pelaksanaan yang terdiri dari : Proses belajar-mengajar, sistem penilaian, administrasi dan supervisi, dan sumber belajar.
2.      Dimensi Pelaksanaan
a.       Komponen Masukan
 Masukan mentah (input peserta didik)
1)      Komponen- komponen yang ada didalam masukan mentah ini  yaitu :  Jumlah peserta didik, minat dan motivasi, kecakapan sebelumnya, dan bakat/potensi.
2)      Masukan Alat yang terdiri dari : Bahan pelajaran/pelatihan, alat-alat pembelajaran, media dan sumber belajar, pengajar/pelatih (jumlah dan kualitasnya), Sistem administrasi, dan prasarana pendidikan.
3)      Masukan Lingkungan yang terdiri dari : lingkungan social, lingkungan budaya, lingkungan geografis, dan lingkungan religius.
b.      Komponen Proses
Interaksi unsur-unsur masukan untuk mencapai tujuan :
Peserta – Peserta
Peserta – Pengajar/pelatih
Peserta – Lingkungan
Pengajar – Pengajar
c.       Komponen Keluaran
Komponen keluaran ini nantinya akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku (kompetensi) setelah mengalami proses : pengetahuan, sikap/nilai, dan keterampilan.
d.      Komponen Dampak
Dampak yang akan dirasakan oleh peserta didik di masyarakat /tempat kerja yaitu : Kemandirian, kemampuan intelektual, kemampuan social, moral, etos kerja, dsb.
E.     Prinsip-prinsip Evaluasi
Tujuan evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa ketercapaian tujuan pendidikan  yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan indikator kinerja yang akan dievaluasikan yang merupakan  efektivitas program.
Dalam sebuah evaluasi harus berpatokan pada kurikulum atau silabi dan dirancang secara jelas yaitu apa yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilai, dan interpretasi hasil penilaian.
Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan evaluasi pendidikan:
1. Keterpaduan.
Evaluasi tersebut harus memegang pada prinsip-prinsip  keterpaduan atau keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan intruksional pengajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.
2. Keterlibatan peserta didik
Dalam sebuah prinsip  evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai keterkaitan yang erat.
3. Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Dan keselarasan peseta didik dengan pembelajaran harus sesuai.
4. Pedagogis
Pedagogis adalah seni dalam mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa atau peserta didik.
5. Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Yang harus diperhatikan agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya:
a.       Dirancang secara jelas abilitas .
b.      Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar.
c.       Agar hasil penilaian obyektif, menggunakan penilaian yang komprehensif.
d.      Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
e.       Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian  (grading).
f.       Penilaian harus bersifat komparabel.
g.      Sistem penilaian yang digunakan hendaknya bagi siswa dan juga guru.

Secara sederhana dalam penggambaran prinsip-prinsip evaluasi menyangkut beberapa hal yang mesti diperhatikan  diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Kejelasan Tujuan adalah Menjabarkan segala proses dan hasil pembelajaran yang dicapai.
b.      Realistik dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi kondisi dan kemampuan para siswa.
c.       Ekologi adalah memperhitungkan situasi dimana kurikulum yang akan dilaksanakan.
d.      Operasional adalah merumuskan secara spesifik dan terperinci segala sesuatu yang harus diukur.
e.       Klasifikasi merupakan Jenjang atau tingkatan, jenis pendidikan, daya dukung, dan geografis.
f.       Keseimbangan merupakan Penilaian kurikulum yang ideal dan aktual, mengenai komponen kurikulum yang mesti diperhatikan.
g.      Kontinuitas merupakan penilaian yang harus dilakukan secara menyeluruh terhadap semua program yang akan dilaksanakan.

F.     Fungsi evaluasi kurikulum
Fungsi Evaluasi kurikulum, adalah :
Menurut Tyler : Untuk memperbaiki kurikulum (melalui hasil belajar evaluasi produk).
Menurut Cronbach : Untuk memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan.
Menurut Scriven : Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada.
Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi Sumatif.
1.      Evaluasi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan.
2.      Evaluasi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya    (evaluasi terhadap hasil kurikulum).
G.    Prosedur evaluasi kurikulum
Prosedur adalah langkah-langkah teratur dan tertib yang harus ditempuh sesorang evaluator pada waktu melakukan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah tersebut merupakan tindakan yang harus dilakukan evaluator sejak dari awal sampai akhir suatu kegiatan evaluasi. Prosedur yang dikemukakan disini adalah hasil revisi dari prosedur, model, PSP yang dikemukakan Storeange dan Helm (1992).
1.  Kajian terhadap evaluan
Langkah pertama yang harus dilakukan evaluator terhadap kurikulum atau bentuk kurikulum yang menjadi evaluannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman terhadap karakterisitk kurikulum. Evaluator harus mempelajari secara mendalam latar belakang kelahiran suatu kurikulum, landan filsofi fan teoritis kurikulum tersebut, ide kurikulum, model kurikulum yang digunakan untuk dokumen kurikulum, proses pengembangan dokumen kurikulum, proses impelemtasi kurikulum, dan evaluasi hasil belajar.
2. Pengembangan proposal
Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator kemudian mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan pendekatan dan jenis evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan apakah yang akan digunakannya adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya seeprti pendidikan dan pandangan keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi yang akan digunakan.
3. Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi
Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi merupakan langkah penting dan menentukan. Hasil diskusi dengan pengguna jasa akan menentukan apakah proposal yang diajukan akan dapat ditindak lanjuti atau tidak. Jika evaluator berhasil meyakinkan calon pengguna jasa evaluasi maka proposal yang diajukan mungkin akan disetujui dan pekerjaan evaluasi akan dapat dilaksanakan. Artinya, tidak ada pekerjaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan proposal tersebut
4. Revisi Proposal
Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna jas evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut berbagai kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak diperlukan.
5. Rekruitmen personalia
Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan ketika proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen dianggap sudah terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang, nama serta kualifikasi harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan nilai lebih pada proposal.
6. Pengurusan persyaratan administrasi
Setiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan berbagai formalitas administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari pengguna kurikulum, pimpinan sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari pejabat yang terkait dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu diperlukan berbagai surat seperti surat izin melakukan evaluasi, surat permohonan kesediaan menjadi responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya. Keberadaan surat ini sangan penting dan sangat mutlak diperlukan.
7. Pengorganisasian pelaksanaan
Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang tingkat kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan jumlah evaluator yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan semakin banyak evaluator yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula pekerjaan management yang harus dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan oleh seorang maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari sebuah tim.
8. Analisis data
Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan adalah model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model kuatitatif harus dilaksanakan.
9. Penulisan pelaporan
Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan laporan harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus disesuaikan dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.
10. Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa
Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam pembahasan ini jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang memang tercantum dalam kontrak maka adalah kewajiban evaluator untuk melengkapi laporan tersebut.
11. Penulisan laporan akhir
Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus dilakukan evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa.







       BAB III
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Evaluasi kurikulum terdiri dari kata evaluasi dan kurikulum. Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi, dan efektivitas suatu program. Kata kurikulum berarti kurikulum potensial berupa dokumen kurikulum. Maka evaluasi kurikulum dapat diartikan sebagai penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi, dan efektivitas suatu dokumen kurikulum.
Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian, karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Evaluasi kurikulum penting dilakukan dalam rangka  penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar.
Adapun prinsip-prinsip evaluasi kurikulum adalah adanya tujuan tertentu, bersifat obejektif, komprehensif, koorperatif, dan bertanggung jawab dalam perencanaan, efisien, dan berkesinambungan.














DAFTAR PUSTAKA

http://sauronaqila.blogspot.com/2013/04/makalah-evaluasi-kurikulum.html
http://faujiahganbaru-faujiahganbaru.blogspot.com/2012/03/makalah-evaluasi-kurikulum_15.html
http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/05/evaluasi-kurikulum.html